Kamis, 05 Januari 2017

kemusyrikan islam di zaman moderen




Kemusyrikan islam di zaman modern

“Akankah  mutiara kita jadikan batu atau batu kita jadikan mutiara. Mari kita refleksikan pada diri kita sendiri dan mari kita bumikan ajaran islam yang telah kita dapatkan. Ilmu tanpa amalan bagaikan pohon yang tidak berbuah.”

Kemusyrikan merupakan salah satu kegiatan yang sudah lama menjamur dalam dunia islam khususnya. Musyrik adalah kata yang sering digunakan orang sebagai tanda penghianatan, pengingkaran, penyekutuan, dan sebagainya terhadap Tuhan dan ajarannya. Dalam ajaran islam banyak terdapat larangan-larangan yang mengharamkan tindakan musyrik yang menyamakan tuhan dengan sesuatu dan mempercayai kekuatan selain dari Allah SWT. Banyak sekali para ulama,kyai,ustad dan pemuka agama islam berusaha menghapus kemusyrikan yang melanda umat islam bahkan sejak adannya islam didunia. Namun,upaya tersebut belum menghasilkan kesempurnaan. Banyak sekali masyarakat khususnya umat islam yang melanggar aturan tersebut. Padahal mereka mengetahui aturan-aturan yang ada dalam agama mereka.
Paradigma  kajian musyrik pada setiap jaman mempunyai bentuk-bentuk yang berbeda.  Pada jaman dahulu kemusyrikan berbentuk kongkrit tapi diera jaman yang modern ini banyak muncul kemusyikan yang berbentuk abstrak.bentuk kongkrit yang dimaksud adalah musryik yang nyata,misalnya menyembah berhala,pohon,batu,dll.sedangkan yang dimaksud musrik abstrak adalah kemusyrikan yang tidak nampak secara visual,misalnya yang lebih terkenal pada masa sekarang adalah memunafikan ajaran islam yang dilakukan oleh umat islam sendiri.Dilihat dari perkembangan jaman yang serba maju dan modern seharusnya manusia lebih meningkatkan keimanan terhadap Allah SWT bukan malah sebaliknya mengingkari ajarannya. Banyak sekali manusia yang berpengetahuan agama secara luas akan tetapi  pada implementasinya masih sangat diragukan.pada masalah ini timbul dalam pertanyaan,Apa tujuan ajaran tersebut?. Dalam pertanyaan tersebut pasti banyak yang bisa menjawab dengan berbagai dasar dan alasan akan tetapi semuanya tetap dalam jangkauan teori yang abstrak jauh akan prakteknya.
Banyak sekali contoh-contoh yang dapat kita kaji dalam kehidupan ini yang bersangkutan dengan relevansi ajaran dengan implikasinya. Misalnya ,kasus yang menjadi globalisasi para remaja yaitu “PACARAN”.Bnyak sekali remaja yang mengalami kerugian negatif dalam dampak pacaran tersebut, sebagai contoh: hamil diluar nikah, kekerasan, dan yang lebih memprihatinkan, mereka lebih mengutamakannya (pacaran) daripada hal-hal lain. Apalagi yang lebih mengherankan hal tersebut banyak dilakukan oleh kalangan pelajar baik siswa maupun mahasiswa,tidak melihat pendidikan berlatar belakang agama maupun umum.Padahal sudah jelas dalam ajaran Islam tercantum pokok bahwa setiap muslim dilarang untuk mendekati perbuatan zina sebelum hubungan yang sah. Dalam kasus ini banyak timbul pertanyaan-pertanyaan “apa arti pacaran?, apa manfaat pacaran?”. Dalam menjawab pertanyaan tersebut pada masing-masing seseorang mempunyai argument yang berbeda-beda menurut pemahaman mereka. Kata “pacaran” sebenarnya merupakan akulturasi bahasa dari pengertian ta’aruf yang berarti perkenalan. Namun, pada kebanyakan remaja menafsirkan kata pacaran menurut konsep individu mereka sendiri-sendiri.
Sebenarnya kita bisa mengatasi implikasi dari kata pacaran sehingga tidak menjadi negatif dalam perbincangan. Mungkin beberapa langkah sebelum memulai ta’aruf (pacaran) dalam pasangan remaja: pertama, bersilaturrahmi dengan kedua orang tua masing-masing sehingga tidak menimbulkan kesalah pahaman. Kedua, saling menjaga batasan-batasan antara pasangan tersebut sesuai dengan norma, ajaran agama, dan aturan sosial lainnya serta tidak melanggar hukum adat maupun negara. Selain pacaran ada juga kasus pemunafikan ajaran agama,yaitu umat Islam diajarkan untuk saling membantu bagi umat Islam lainnya yang mengalami kesulitan. Namun dalam prakteknya hal itu hanya menjadi sebuah wacana tanpa ada koherensi antara teori dengan prakteknya. Dalam kehidupan banyak sekali kita temukan masyarakat-masyarakat yang membutuhkan uluran tangan dari para dermawan, misalnya, anak terlantar(gelandangan), pengemis, tunawisma,anak yatim piatu. Akan tetapi, hampir semua (pe-teori) yang membahas hal tersebut seakan mereka menutup telinga dan mata. Sebenarnya, apa maksud dari kajian keilmuan itu yang seakan mereka hanya cukup dalam sebatas teori. Dari sedikit kajian diatas banyak sekali contoh-contoh yang belum kita pecahkan dalam misteri ajaran agama yang sudah kita ketahui.
Sebenarnya bannyak sekali hal-hal yang dapat kita lakukan untuk tidak mengingkari, menyekutukan,memunafikan ajaran-ajaran islam salah satunya dengan bersungguh-sungguh dalam mempelajari ajaran islam dan selalu ingat kepada Allah SWT. Banyak sekali ayat dalam al-quran maupun hadits yang menerangkan perintah tersebut,misalnya dalam surat al-luqman(13) yang artinya:” dan (ingatlah)ketika luqman berkata kepada anaknya,diwaktu ia memberi nasehat kepadanya,” hai anakku janganlah kamu mempersekutukan Allah,sesungghnya mempersekutukan (Allah) adalah benar –benar kedzaliman yang besar”. Dari ayat tersebut sebenarnya dapat kita pahami bahwa musyrik adalah perbuatan yang sangat dilarang oleh agama islam serta hal-hal yang berindikator kemusyrikan misalnya,mengingkari/memunafikan ajaran islam serta aqidahnya.
Pada era globalisasi  yang serba maju dan modern seharusnya manusia lebih maju pula perkembangan intelektualnya serta semakin meningkatkan  keadilan,kesejahteraan, persatuan dan kesatuan antar sesama dan lingkungan. Tapi, hal tersebut hanya menjadi angan- angan dan konsep yang semu. Banyak masyarakat lebih mementingkan individu mereka, memanipulasi keadilan,saling bermusuhan,yang semuanya itu hanya untuk mencapai kepentingan perorangan atau dunia belaka tanpa memikirkan akibatnya. Hal tersebut tentunya sangat jauh dengan apa yang diajarkan oleh islam yang syarat akan perdamaian,keadilan,dan kesejahteraan umat. Sesungguhnya amalan –amalan  yang kita lakukan didunia semuanya akan kembali kepada Allah SWT seperti yang terkandung dalam hadits yang artinya:”tiadalah aku didunia ini,kecuali hanya ibarat pengembara yang berteduh dibawah pohon yang kemudian pergi meninggalkanya “(H.R.Tirmidzi).  Dari keterangan hadits tersebut seharusnya manusia lebih paham akan kesemuan hidup didunia dan kekelan hidup selanjutnya. Tetapi mengapa manusia masih saja ingkar terhadap ajaran agama yang seharusnya mereka gunakan sebagai pedoman hidup mereka.
Untuk itu mulai sekarang mari kita instropeksi diri,akankah kita tergolong orang-orang yang munafik dan musyrik atau orang-orang yang selalu berpegang pada  ajaran agama. Dalam  menjawab pertanyaan tersebut kita tidak bisa bertanya kepada orang lain namun bertanyalah pada diri anda sendiri. Mari bersama –sama kita bangun ajaran  islam yang sesungguhnya, yang tidak hanya teoritis namun juga terbumikan dalam kehidupan ini. Tidak hanya dalam paradigma masalah umat pada masa sekarang ,akan tetapi terlaksananya ke-taqwa-an serta ke-iman-an terhadap Allah SWT yang benar –benar  terbentuk dalam hati umat islam semuanya dan dan terefleksi pada masyarakat umumnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Comments system

Disqus Shortname