Kamis, 30 Agustus 2018

pengertian dan sejarah psikolinguistik

Pengertian Psikolinguistik
Psikolinguistik merupakan sebuah kajian baru yang dimana muncul pertama kali pada tahun 1954 dan merupakan gagasan dari George Miller dan Charles Osgood yang di jabarkan oleh Sundusiah dalam artikelnya “Sejarah Perkembangan Psikolinguitsik”. Psikolinguistik adalah gabungan dari dua bidang ilmu yakni Psikologi dan Linguistik seperti yang di paparkan oleh Carroll pada tahun 1953. Carroll menyatakan bahwa Psikologi adalah sebuah bidang ilmu yang berfokus pada jiwa, pikiran, atau emosional manusia, sedangkan Linguistik adalah bidang ilmu yang mempelajari bahasa manusia. Muncullnya sebuah ketertarikan untuk melihat hubungan antara jiwa, emosional, pikiran manusia dengan mempelajari bahasa menyebabkan terbentuknya disiplin ilmu baru yang sekarang disebut Psikolinguistik
Objek kajianya
Objek dari bidang ilmu ini adalah peroses mempelajari bahasa yang dapat tercermin dari gejala jiwa manusia. Definisi lain juga terlihat dari John Field yang menyatakan bahwa Psikolinguistik adalah ilmu yang mempelajari bagaimana pikiran manusia dalam mempelajari atau menggunakan dan memperoleh bahasa. Ini lebih mengacu pada bagaimana proses itu terjadi, bagaimana penyimpanan, penggunaan dan pemerolehan bahasa yang semuanya sangat berhubungan erat dengan aktivitas otak dan pikiran manusia.
1.      Sebutkan beberapa pendapat tokoh yang memberikan pengaruh terhadap sejarah dan perkembangan psikolinguistik
Jawab :
Sejarah Psikolinguistik
            Psikolinguistik adalah ilmu yang merupakan gabungan antara dua ilmu, yaitu psikologi dan linguistik. Hal ini sebenarnya sudah tampak pada permulaan abad ke-20 ketika psikolog Jerman Wilhelm Wundt menyatakan bahwa bahasa dapat dijelaskan dengan dasar prinsip-prinsip psikologis. Pada waktu itu telaah bahasa mulai mengalami perubahan dari sifatnya yang estetik dan kultural ke suatu pendekatan yang “ilmiah”. Sementara itu, di benua Amerika kaitan antara bahasa dengan ilmu jiwa juga mulai tumbuh. Perkembangan ini dapat dibagi menjadi empat tahap (Kess, 1992): (a) tahap formatif, (b) tahap linguistik, (c) tahap kognitif, dan (d) tahap teori psikolinguistik, realita psikologis, dan ilmu kognitif (Kess, 1992 dalam Dardjowidjojo, 2010: 2-3).
           Pada pertengahan abad ke-20 John W. Gardner, seorang psikolog dari Carnegie Corporation, Amerika, mulai menggagas penggabungan kedua ilmu ini. Ide ini kemudian dikembangkan oleh psikolog lain, John B. Carroll, yang pada tahun 1951 menyelenggarakan seminar di Universitas Cornell untuk merintis keterkaitan antara kedua disiplin ilmu ini. Pertemuan ini dilanjutkan pada tahun 1953 di Universitas Indiana. Hasil pertemuan ini membuat gema yang sangat kuat di antara para ahli ilmu jiwa maupun ahli bahasa sehingga banyak penelitian yang kemudian dilakukan terarah pada kaitan antara kedua ilmu ini. Pada saat itulah istilah psycholinguistics pertama kali dipakai. Kelompok ini kemudian mendukung penelitian mengenai relativitas bahasa maupun universal bahasa. Pandangan tentang relativitas bahasa seperti dikemukakan oleh Benjamin Lee Whorf (1956) dan universal bahasa seperti dalam karya Greenberg (1963) merupakan karya-karya pertama dalam bidang psikolinguistik

2.      Proses berbahasa pada manusia?
Jawab :
Berdasarkan pengertian psikologi dan linguistik pada uraian sebelumnya dapat disimpulkan bahwa psikolinguistik adalah ilmu yang mempelajari perilaku berbahasa, baik perilaku yang tampak maupun perilaku yang tidak tampak.
Untuk lebih jelasnya, mengenai pengertian psikolinguistik berikut ini dikemukakan beberapa definisi psikolinguistik.
Sebelum menggunakan bahasa, seorang pemakai bahasa terlebih dahulu memperoleh bahasa. Dalam kaitan ini  Levelt mengemukakan bahwa psikolinguistik adalah suatu studi mengenai penggunaan dan perolehan bahasa oleh manusia. Dalam proses berbahasa terjadi proses memahami dan menghasilkan ujaran,  berupa kalimat-kalimat. Karena itu, Emmon Bach mengemukakan bahwa psikolinguistik adalah suatu ilmu yang meneliti bagaimana sebenarnya para pembicara/pemakai  bahasa membentuk/ membangun kalimat-kalimat bahasa tersebut.
Sejalan dengan pendapat di atas Slobin mengemukakan bahwa psikolinguistik mencoba menguraikan proses-proses psikologi yang berlangsung jika seseorang mengucapkan kalimat-kalimat yang didengarnya pada waktu berkomunikasi dan bagaimana kemampuan bahasa diperoleh manusia. Secara lebih rinci Chaer berpendapat bahwa  psikolinguistik mencoba menerangkan hakikat struktur bahasa, dan bagaimana struktur itu diperoleh, digunakan pada waktu bertutur, dan pada waktu memahami kalimat-kalimat dalam pertuturan itu.
3.      Apakah yang menyebabkan ilmu psikolinguistik ini muncul ?
Jawab :
Gagasan pemunculan psikolinguistik sebenarnya sudah ada sejak tahun 1952, yaitu sejak Social Science Research Council di Amerika Serikat mengundang tiga orang linguis dan tiga orang psikolog untuk mengadakan konferensi interdisipliner. Secara formal istilah Psikolinguistik digunakan sejak tahun 1954 oleh Charles E. Osgood dan Thomas A. sebeok dalam karyanya berjudul sycholinguistics, A Survey of Theory and Research roblems. Sejak itu istilah tersebut sering digunakan.
4.      Tahap tahap perkembangan psikolinguistik ?
Jawab :
a.      Tahap Formatif
Pada pertengahan abad ke 20 John W. Gardner, seorang psikolog dari Carnegie Corporation, Amerika mulai mengganggas hibridisasi (penggabungan) kedua ilmu ini. Ide ini kemudian dikembangkan oleh psikolog lain, John B. Carroll, yang pada tahun 1951 menyelenggarakan seminar di Universitas Cornell untuk merintis keterkaitan antara kedua disiplin ilmu ini dilanjutkan pada tahun 1953 di Universitas Indiana. Hasil pertemuan membuat gema yang begitu kuat di antara para ahli jiwa maupun ahli bahasa sehingga banyak penelitian yang kemudian dilakukan terarah pada kaitan antara kedua ilmu ini (Osgood dan Sebeok, 1954). Psikolinguistik lahir sejak tahun 1954 tahun penerbitan karya Charles E. Osgood dan Thomas A. Sebeok yang berjudul Psycholinguistics, A Survey of Theory and Research Problems di Bloomington. Pada saat itulah istilah psikolinguistik pertama kali dipakai

b.      Tahap Linguistik
Perkembangan ilmu linguistik semula berorientasi pada aliran behavioristik kemudian beralih ke mentalisme (nativisme) pada tahun 1957 dengan diterbitkan buku Chomsky, Syntactic Struktures dan kritik tajam dari Chomsky terhadap teori behavioristik B. F. Skinner telah membuat psikolinguistik sebagai ilmu yang banyak diminati orang. Hal ini makin berkembang karena pandangan Chomsky tentang universal bahasa makin mengarah pada pemerolehan bahasa  khususnya mengapa anak di mana pun juga memperoleh bahasa mereka dengan memakai strategi yang sama.
c.       T ahap Kognitif

Pada tahap ini psikolinguistik mulai mengarah pada peran kognisi dan landasan biologis manusia dalam pemerolehan bahasa. Chomsky mengatakan bahwa linguis sebenarnya adalah psikolog kognitif. Pemerolehan bahasa pada manusia bukanlah penguasaan komponen bahasa tanpa berlandaskan pada prinsip-prinsip kognitif. Tata bahasa misalnya tidak lagi dipandang sebagai sesuatu yang terlepas dari kognisi manusia karena konstituen dalam suatu ujaran sebenarnya mencerminkan realita psikologi yang ada pada manusia tersebut.

Rabu, 17 Januari 2018

Makalah Tentang Penelitian Tindakan Kelas (dasar pemikiran, konsep dan langkah-langkah)

Makalah Tentang Penelitian Tindakan Kelas
(dasar pemikiran, konsep dan langkah-langkah)
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Almadkhal Fi Manhajil Bahts
Dosen Pembimbing : Fitri Zakiyah,M.Pd.I
Description: 20131205205933!Umy-logo.gif
Disusun oleh:
Adi Indra Nugraha (20140820015)
FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
JL. Lingkar Selatan Taman Tirto, Yogyakarta 5518
            Telp(0274)387656

BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Pendidikan Indonesia dianggap oleh banyak kalangan masih rendah, Hal ini bias dilihat lulusan dari sekolah atau perguruan tinggi yang belum siap memasuki dunia kerja karena minimnya kompetensi yang dimiliki dan banyak persoalan yang dihapai guru pada waktu berdiri didepan kelas. Berbagai solusi atau cara penyelesaian masalah juga sudah banyak dibahaas dalam berbagai telaah penelitian akademik, baik dalam laporan penelitian berbentuk artikel atau pada jenjang skripsi, tesis, bahkan disertasi.
 Upaya peningkatan mutu pendidikan haruslah dilakukan dengan menggerakan seluruh komponen yang menjadi subsistem dalam suatu sistem mutu pendidikan. Selama ini penelitian-penelitian pendidikan sudah banyak dilakukan, tetapi kurang dirasakan dampaknya dalam peningkatan mutu pembelajaran di kelas. Penelitian tindakan kelas menjadi salah satu pendekatan dalam meningkatkan atau memperbaiki mutu pembelajaran karena merupakan pendekatan pemecahan masalah yang bukan sekedar trial and error, menggarap masalah-masalah faktual yang dihadapi guru dalam pembelajaran, tidak perlu meninggalkan tugas utamnya, yakni mengajar, guru sebagai peneliti, dan manfaat penelitian tindakan kelas jelas dan langsung. Penelitian tindakan kelas umumnya diarahkan pada kebutuhan praktis dalam kependidikan.

B.  Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran yang ingin dicapai:
1.    Untuk mengetahui hakikat penelitian tindakan kelas.
2.    Untuk mengetahui tujuan penelitian tindakan kelas.
3.    Untuk mengetahui manfaat penelitian tindakan kelas.
4.    Untuk mengetahui fokus, syarat dan prinsip-prinsip penelitian tindakan kelas.
5.    Untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan penelitian tindakan kelas.
C.  Masalah/ Materi yang Diuraikan
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka ada beberapa masalah/materi yang akan diuraikan.
1.    Bagaimanakah hakikat dari penelitian tindakan kelas ?
2.    Apa tujuan dari penelitian tindakan kelas ?
3.    Apa manfaat dari penelitian tindakan kelas ?
4.    Apa fokus, syarat dan prinsip-prinsip dari penelitian tindakan kelas ?
5.    Apa kelebihan dan kelemahann penelitian tindakan kelas ?
D.  Manfaat bagi Mahasiswa dan Guru.
1.    Mahasiswa sebagai Calon Guru.
Memberikan informasi kepada mahasiswa sebagai calon guru dalam memahami penelitian tindakan kelas yang dilakukan terhadap peserta didik.
2.    Bagi Guru.
Menambah wawasan guru tentang penelitian tindakan kelas dan memahami tujuan dari penelitian yang dilakukan dalam perbaikan mutu pendidikan.


BAB II
PEMBAHASAN
A.  Hakikat Penelitian Tindakan Kelas
Ada banyak persoalan yang dihadapi guru pada waktu berdiri didepan kelas. Berbagai solusi atau cara penyelesaian masalah juga sudah banyak dibahaas dalam berbagai telaah penelitian akademik, baik dalam laporan penelitian berbentuk artikel atau pada jenjang skripsi, tesis, bahkan disertasi. Akan tetapi, guru tidak dapat memahaminya, apalagi mengaplikasikannya dalam pembelajaran sehari-hari, terutama karena berbagai kendala. Memenuhi tuntutan tersebut, guru dapat menggunakan penelitian tindakan kelas atau Classroom Action Research.
1.    Definisi Penelitian
Penelitian adalah suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan  metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.
2.    Definisi Tindakan
Tindakan adalah sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan untuk peserta didik.
3.  Definisi Kelas
Kelas dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam pengertian yang lebih spesifik seperti yang sudah lama dikenal dalam bidang pendidikan dan pengajaran, yang dimaksud dengan istilah kelas adalah sekelompok peserta didik dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari seorang guru.
Peserta didik yang belajar tidak hanya terbatas dalam sebuah ruangan kelas saja, melainkan dapat juga ketika peserta didik sedang melakukan karyawisata, praktikum di laboratorium, atau belajar tempat lain di bawah arahan guru.
4.    Definisi Penelitian Tindakan
Definisi penelitian tindakan menurut beberapa ahli:
a.    Kurt Lewin (Kunandar, 2011: 42) mendefinisikan penelitian tindakan adalah suatu rangkaian langkah yang terdiri atas empat tahap, yakni perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi.
b.    Kemmis dan Mc. Tanggart (Kunandar, 2011: 42-43) mendefinisikan penelitian tindakan adalah suatu bentuk self-inquiry kolektif yang dilakukan oleh para partisipan di dalam situasi social untuk meningkatkan rasionalitas dan keadilan dari praktik social atau pendidikan yang mereka lakukan, serta mempertinggi pemahaman mereka terhadap praktik dan situasi di mana praktik  itu dilaksanakan.
c.    Ebbut (Kunandar, 2011: 43) mendefinisikan penelitian tindakan adalah kajian sistemik dari upaya perbaiakn pelaksanaan praktik pendidikan oleh sekelompok guru dengan melakukan tindakan-tindakan dalam pembelajaran, berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil dari tindakan-tindakan tersebut.
d.   Elliot (Kunandar, 2011: 43) mendefinisikan penelitian tindakan sebagai kajian dari sebuah situasi social dengan kemungkinan tindakan untuk memperbaiki kualitas situasi sosial  tersebut.
e.    Carr dan Kemmis (Kunandar, 2011: 43) mendefinisikan penelitian tindakan adalah suatu bentuk penelitian refleksi diri kolektif yang dilakukan oleh peserta-pesertanya dalam situasi sosial untuk meningkatkan penalaran dan keadilan praktik pendidikan dan praktik sosial mereka serta pemahaman mereka terhadap praktik-praktik mereka dan terhadap situasi tempat praktik tersebut dilakukan.
f.     Hasley (Kunandar, 2011: 43) mendefinisikan penelitian tindakan kelas adalah intervensi skala kecil dalam memfungsikan dunia nyata dan pemeriksaan cermat terhadap efek dari intervensi tersebut.
g.    Bogdan dan Biklen (Kunandar, 2011: 43) mendefinisikan penelitian tindakan merupakan pengumpulan informasi yang sistematis yang dirancang untuk menghasilkan perubahan sosial.
h.    Burns (Kunandar, 2011: 44) mendefinisikan penelitian tindakan merupakan penerapan penemuan fakta pada pemecahan masalah dalam situasi sosial dengan pandangan untuk meningkatakan kualitas tindakan yang dilakukan di dalamnya, yang melibatkan kolaborasi dan kerja sama para peneliti, dan praktisi.
i.      Walace (Kunandar, 2011: 44) mendefinisikan penelitian tindakan dilakukan dengan mengumpulkan data atau informasi secara sistematis tentang praktik keseharian dan menganalisisnya untuk dapat membuat keputusan tentang praktik yang seharusnya dilakukan di masa mendatang.
j.      Reason dan Breadbury (Kunandar, 2011: 44) mendefinisikan penelitian tindakan adalah partisipatori, demokratis yang berkenaan dengan pengembangan pengetahuan praktis untuk mencapai tujuan mulia manusia, berlandaskan pandangan dunia partisipatori yang muncul pada momentum histori sekarang ini.
5.    Definisi Penelitian Tindakan Kelas
Definisi penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). menurut beberapa ahli:
a.    David Hopkins (Kunandar, 2011: 45) mendefinisikan penelitian tindakan kelas adalah suatu bentuk penelaahan atau inkuri melalui refleksi diri yang dilakukan oleh peserta kegiatan pendidikan tertentu dalam situasi sosial termasuk pendidikan untuk memperbaiki rasionalitas dan kebenaran dari praktek-praktek sosial atau kependidikan yang mereka lakukan sendiri, pemahaman mereka terhadap praktek-praktek tersebut dan situasi di tempat praktek itu dilaksanakan.
b. Rapoport (Kunandar, 2011: 45) mendefinisikan penelitian tiandakan kelas adalah penelitian untuk membantu seseorang dalam mengatasi secara praktis persoalan yang dihadapi dalam situasi darurat dan membantu pencapaian tujuan ilmu sosial dengan kerja sama dalam kerangka tujuan ilmu sosial dengan kerja sama dalam kerangka etika yang disepakati bersama.
c.    Mukhlis, Abdul dan Nur Mohamad (Baskoro, 2008) mendefinisikan penelitian tindakan kelas sebagai suatu bentuk kajian yang bersifat sistematis dan siklustis.
Berdasarkan definisi penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research)  yang dikemukakan para ahli, dapat disimpulkan bahwa hakikat penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) adalah bentuk penelitian tindakan yang diterapkan dalam aktivitas pembelajaran di kelas dengan upaya perbaikan pelaksanaan pendidikan oleh sekelompok guru dengan melakukan tindakan-tindakan penelitian dalam pembelajaran
.
B.  Tujuan Penelitian Tindakan Kelas
Tujuan dari penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) adalah
1.    Untuk memecahakan permasalahan nyata yang terjadi di dalam kelas. Dialami  langsung dalam interaksi antara guru dengan peserta didik yang sedang belajar, meningkatkan profesionalisme guru, dan menumbuhkan budaya akademik di kalangan para guru. Mutu pembelajaran dapat dilihat dari meningkatnya hasil belajar peserta didik, baik yang bersifat akademis yang tertuang dalam nilai ulangan  harian (formatif), ulangan tengah semester (sub-sumatif) dan ulangan akhir semester (sumatif) maupun yang bersifat nonakademis, seperti motivasi, perhatian, aktivitas, minat, dan lain sebagainya.
2.    Peningkatan kualitas praktik pembelajaran di kelas secara terus-menerus mengingat masyarakat berkembang secara cepat.
3.    Meningkatkan mutu isi, masukan, proses, dan hasil pendidikan dalam pembelajaran di sekolah.
4.    Membantu guru dan tenaga kependidikan lainnya dalam mengatasi masalah pembelajaran dan pendidikan di dalam dan luar kelas.
5.    Meningkatkan sikap profesional pendidik dan tenaga kependidikan.
6.    Menumbuh kembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah sehingga tercipta sikap proaktif di dalam melakukan perbaikan mutu pendidikan/pembelajaran secara berkelanjutan.
Mc Niff (Baskoro, 2008) menegaskan bahwa tujuan utama dilaksanakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) adalah untuk perbaikan, kata perbaikan disini harus dimaknai dalam konteks pembelajaran khususnya dan implementasi program pada umumnya
Tujuan utama penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) adalah untuk memecahkan permasalahan nyata yang terjadi di dalam kelas sekaligus mencari jawaban ilmiah mengapa hal tersebut dapat dipecahkan melalui tindakan yang akan dilakukan dan mengatasi berbagai persoalan nyata guna memperbaiki atau meningkatkan kualitas proses pembelajaran di kelas.

C.  Manfaat Penelitian Tindakan Kelas
Manfaat penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) adalah
1.    Menghasilkan laporan-laporan penelitian tindakan kelas yang dapat dijadikan bahan panduan bagi para pendidik (guru) untuk meningkatkan kulitas pembelajaran. Selain itu hasil-hasil penelitian tindakan kelas yang dilaporkan dapat dijadikan sebagai bahan artikel ilmiah atau makalah untuk berbagai kepentingan antara lain disajikan dalam forum ilmiah dan dimuat di jurnal ilmiah.
2.    Menumbuhkan kebiasaan, budaya, dan atau tradisi meneliti dan menulis artikel ilmiah di kalangan pendidik. Hal ini ikut mendukung professionalisme dan karir pendidik.
3.    Mewujudkan kerja sama, kaloborasi, dan atau sinergi antar pendidik dalam satu sekolah atau beberapa sekolah untuk bersama-sama memecahkan masalah dalam pembelajaran dan meningkatkan mutu pembelajaran.
4.    Meningkatkan kemampuan pendidik dalam upaya menjabarkan kurikulum atau program pembelajaran sesuai dengan tuntutan dan konteks lokal, sekolah, dan kelas. Hal ini turut memperkuat relevansi pembelajaran bagi kebutuhan peserta didik.
5.    Memupuk dan meningkatkan keterlibatan, kegairahan, ketertarikan, kenyamanan, dan kesenangan peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas. Di samping itu, hasil belajar peserta didik pun dapat meningkat.
6.    Mendorong terwujudnya proses pembelajaran yang menarik, menantang, nyaman, menyenangkan, serta melibatkan peserta didik karena strategi, metode, teknik, dan atau media yang digunakan dalam pembelajaran demikian bervariasi dan dipilih secara sungguh-sungguh.
7.    Guru semakin diberdayakan (empowered) untuk mengambil berbagai prakarsa profesional secara mandiri, dengan kata lain prakarsa untuk melakukan ‘revolosi inovasi’ dalam pendidikan hanya akan berhasil jika dimulai dari ‘ujung tombak’ pelaksana di lapangan.
8.    Guru memiliki keberanian mencobakan hal-hal baru yang diduga dapat membawa perbaikan dalam kegiatan pembelajaranya di dalam kelas, keberanian ini berdampak pada munculnya rasa percaya diri dan kemandirian guru dalam memecahkan permasalahan pembelajaranya di dalam kelas.
9.    Guru tidak lagi puas dengan rutinitas monoton (complacent), melainkan terpacu untuk selalu berbuat lebih baik dari sekarang yang telah diraihnya sehingga terbuka peluang untuk peningkatan kinerja secara berkesinambingan (continue).
Menurut Hopkins (Kunandar, 2011: 68) manfaat penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) dapat dilihat dari dua aspek, yakni
1.    Manfaat aspek akademis adalah membantu guru menghasilkan pengetahuan yang relevan bagi kelas mereka dalam memperbaiki mutu pembelajaran dalam jangka pendek.
2.    Manfaat praktis dari penelitian tindakan kelas antara lain
a.    Pelaksanaan inovasi pembelajaran dari bawah. Peningkatan mutu dan perbaikan proses pembelajaran yang dilakukan guru secara rutin merupakan wahana pelaksanaan inovasi pembelajaran. Oleh karena itu, guru perlu selalu mencoba untuk mengubah, mengembangkan dan meningkatkan pendekatan, metode, maupun gaya pembelajaran sehingga dapat melahirkan suatu model pembelajaran yang sesuai dengan kondisi dan karakteristik kelas.
b.    Pengembangan kurikulum ditingkat sekolah, artinya dengan guru melakukan penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research), maka guru telah melakukan implementasi kurikulum dalam tataran praktis, yakni bagaimana kurikulum itu dikembangkan dan disesuaikan dengan situasi dan kondisi, sehingga kurikulum dapat berjalan secara efektif melalui proses pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan
.
D.  Fokus, Syarat dan Prinsip-prinsip Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) berfokus pada kelas atau proses belajar mengajar yang terjadi didalam kelas atau bukan pada input kelas, seperti silabus dan materi. Penelitian tindakan kelas harus tertuju pada hal-hal yang terjadi dalam kelas. Pengertian kelas dalam penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) tidak hanya pada kelas yang sedang aktif melangsungkan proses belajar mengajar didalam suatu ruangaan tertutup saja, tetapi dapat juga terjadi ketika siswa sedang melaksanakn aktivitas diluar kelas, seperti ketika peserta didik sedang karya wisata, di laboratorium, di kebun, di masyarakat dan berbagai tempat lainnya.
Objek yang menjadi fokus penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) adalah
1.    Siswa dapat dicermati objeknya ketika siswa sedang mengikuti proses pembelajaran. Contoh permasalahan tentang siswa yang dapat menjadi sasaran penelitian tindakan kelas antara lain perilaku disiplin siswa, motivasi atau semangat belajar siswa, keterampilan berpikir kritis, kemampuan memecahkan masalah dan lain-lain.
2.    Guru dapat dicermati ketika yang bersangkutan sedang mengajar atau membimbing siswa. Contoh permasalahan tentang guru yang dapat menjadi sasaran penelitian tindakan kelas antara lain penggunaan metode atau strategi pembelajaran, penggunaan pendekatan pembelajaran, dan sebagainya.
3.  Materi pelajaran dapat dicermati ketika guru sedang mengajar atau menyajikan materi pelajaran yang ditugaskan pada siswa. Contoh permasalahan tentang materi yang dapat menjadi sasaran penelitian tindakan kelas misalnya urutan dalam penyajian materi, pengorganisasian materi, integrasi materi, dan lain sebagainya.
4.    Peralatan atau sarana pendidikan dapat dicermati ketika guru sedang mengajar dangan menggunakan peralatan atau sarana pendidikan tertentu. Contoh permasalahan tentang peralatan atau sarana pendidikan yang dapat menjadi sasaran penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research)  antara lain pemanfaatan laboratorium, penggunaan media pembelajaran, dan penggunaan sumber belajar.
5.    Hasil pembelajaran yang ditinjau dari tiga ranah yitu kognitif, afektif, psikomotorik yng merupakan produk yang harus ditingkatkan melalui penelitian tindakan kelas. Hasil pembelajaran akan terkait dengan tindakan yang dilakukan serta unsur lain dalam proses pembelajaran seperti  metode, media, guru, atau perilaku belajar peserta didik itu sendiri.
6.    Lingkungan baik lingkungan peserta didik di kelas, sekolah, maupun yang lingkungan peserta didik di rumah. Dalam penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) bentuk perlakuan atau tindakan yang dilakukan adalah mengubah kondisi lingkungan menjadi lebih kondusif misalnya melalui penataan ruang kelas, penataan lingkungan sekolah, dan tindakan lainnya.
7.    Pengelolaan merupakan kegiatan dapat diatur/direkayasa dengan bentuk tindakan. Contoh permasalahan tentang pengelolaan yang dapat menjadi sasaran penelitian tindakan kelas antara lain pengelompokan peserta didik, pengaturan jadwal pelajaran, pengaturan tempat duduk peserta didik, penataan ruang kelas, dan lain sebagainya.
Dalam penelitian tindakan kelas tidak hanya difokuskan pada objek saja, melainkan ada pula syarat-syarat dari penelitian tindakan kelas antara lain:
1.    Penelitian tindakan kelas harus tertuju atau mengenai hal-hal yang terjadi dalam pembelajaran tetapi bukan hanya pembelajaran biasa dan diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaraan.
2.    Penelitian tindakan kelas oleh guru menuntut dilakukan pencermatan secara terus menerus, objektif, dan sistematis artinya dicatat atau direkam dengan baiksehingga diketahui dengan pasti tingkat keberhasilan yang diperoleh peneliti serta menyimpan yang terjadi. Hasil pencermatan tersebut digunakan sebagai bahanuntuk menentukan tindak lanjut yang harus diambil segera oleh peneliti.
3.    Penelitian tindakan kelas harus dilakukan sekurang-kurangnya dalam dua siklus yang berurutan. Informasi dan siklus yang terdahulu sangat menentukan bentuk siklus berikutnya. Oleh karena itu, siklus yang kedua, ketiga, dan seterusnya tidak dapat dirancang sebelumsiklus pertam terjadi. Hasil refleksi harus digunakan sebagai bahan masukan untuk merencanakan siklus berikutnya.
4.    Penelitian tindakan kelas terjadi secara wajar, tidak mengubah aturan yang sudah ditentukan, dalam arti tidak mengubah jadwal yang berlaku. Tindakan yang dilakukan tidak boleh merugikan peserta didik, baik yang dikenai atau peserta didik lain.
5.    Penelitian tindakan kelas harus betul disadari oleh pemberi maupun pelakunya sehingga pihak yang bersangkutan dapat mengemukakan kembali apa yang dilakukan, baik mengenai tindakan, suasana ketika terjadi, reaksi peserta didik, urutan peristiwa hal-hal yang disarankan sebagai kelebihan dan kekurangan dibandingkan dengan rencana yang sudah dibuat.
6.    Penelitian tindakan kelas harus benar-benar menunjuk adanya tindakan yang dilakukan oleh sasaran tindakan yaitu peserta didik yang sedang belajar. Banyak guru yang melakukan penelitian tindakan kelas tetapi hanya menyebut apa yang dilakukan oleh guru sendiri.
Hopkins (Baskoro, 2008) menyebutkan ada 6 (enam) prinsip dasar yang melandasi penelitian tindakan kelas diantaranya:
1.    Tugas guru yang utama adalah menyelenggarakan pembelajaran yang baik dan berkualitas. Untuk itu, guru memilki komitmen dalam mengupayakan perbaikan dan peningkatan kualitas pembelajaran secara terus menerus. Dalam menerapkan suatu tindakan untuk memperbaiki kualitas pembelajaran ada kemungkinan tindakan yang dipilih tidak/kurang berhasil, maka ia harus tetap berusaha mencari alternatif lain. Dosen dan guru harus menggunakan pertimbangan dan tanggungjawab profesionalnya dalam mengupayakan jalan keluar dari permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran. Prinsip pertama ini berimplikasi pada sifat penelitian tindakan sebagai suatu upaya yang berkelanjutan secara siklustis sampai terjadinya peningkatan, perbaikan, atau ‘kesembuhan’ sistem, proses, hasil, dan sebagainya.
2.    Meneliti merupakan bagian integral dari pembelajaran, yang tidak menuntut kekhususan waktu maupun metode pengumpulan data. Tahapan-tahapan penelitian tindakan kelas selaras dengan pelaksanaan pembelajaran, yaitu: persiapan (planning), pelaksanaan pembelajaran (action), observasi kegiatan pembelajaran (observation), evaluasi proses dan hasil pembelajaran (evaluation), dan refleksi dari proses dan hasil pembelajaran (reflection). Prinsip kedua ini menginsyaratkan agar proses dan hasil pembelajaran direkam dan dilaporkan secara sistematik dan terkendali menurut kaidah ilmiah.
3.    Kegiatan meneliti yang merupakan bagian integral dari pembelajaran, harus diselenggarakan dengan tetap bersandar pada alur dan kaidah ilmiah. Alur pikir yang digunakan dimulai dari pendiagnosisan masalah dan faktor penyebab timbulnya masalah, pemilihan tindakan yang sesuai dengan permasalahan dan penyebabnya, merumuskan hipotesis tindakan yang tepat, penetapan skenario tindakan, penetapan prosedur pengumpulan data dan analisis data. Objektivitas, reliabilitas, dan validitas proses, data, dan hasil tetap dipertahankan selama penelitian berlangsung. Prinsip ketiga ini mempersyaratkan bahwa dalam menyelenggarakan penelitian tindakan agar tetap menggunakan kaidah-kaidah ilmiah.
4.    Masalah yang ditangani adalah masalah-masalah pembelajaran yang riil dan merisaukan tanggung jawab profesional dan komitmen terhadap pemerolehan mutu pembelajaran. Prinsip ini menekankan bahwa diagnosis masalah bersandar pada kejadian nyata yang berlangsung dalam konteks pembelajaran yang sesungguhnya. Bila pendiagnosisan masalah berdasar pada kajian akademik atau kajian literatur semata, maka penelitian tersebut dipandang sudah melanggar prinsip keotentikan. Jadi, masalah harus di diagnosis dari kancah pembelajaran yang sesungguhnya, bukan sesuatu yang dibayangkan akan terjadi secara akademik.
5.    Konsistensi sikap dan kepedulian dalam memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran sangat diperlukan. Hal ini penting karena upaya peningkatan kualitas pembelajaran tidak dapat dilakukan sambil lalu, tetapi menuntut perencanaan dan pelaksanaan yang sungguh-sungguh. Oleh karena itu, motivasi untuk memperbaiki kualitas harus tumbuh dari dalam motivasi intrinsik, bukan sesuatu yang bersifat instrumental.
6.    Cakupan permasalahan penelitian tindakan tidak seharusnya dibatasi pada masalah pembelajaran di ruang kelas, tetapi dapat diperluas pada tataran di luar ruang kelas, misalnya: tataran sistem atau lembaga. Perspektif yang lebih luas akan memberi sumbangan lebih signifikan terhadap upaya

E.  Kelebihan dan Kelemahan Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian tindakan kelas sebagaimana jenis penelitian lainnya, memiliki kelebihan dan kelemahan. Dengan mengetahui dan memahami kelebihan dan kelemahan tersebut, diharapkan peneliti dapat mengurangi atau mengantisipasi kekurangan tersebut dan mampu mengoptimalkan kelebihan tersebut. Shumsky (Kunandar, 2011: 68-69) menyatakan kelebihan penelitian tindakan kelas adalah
1.    Kerja sama dalam penelitian tindakan kelas menimbulkan rasa memiliki.
2.    Kerja sama dalam penelitian tindakan kelas mendorong kreativitas dan pemikiran kritis dalam hal ini guru yang sekaligus sebagai peneliti.
3.    Melalui kerja sama, kemungkinan untuk berubah meningkat.
4.    Kerja sama dalam penelitian tindakan kelas meningkatkan kesepakatan dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi.
Kelemahan dari penelitian tindakan kelas adalah
1.    Kurangnya pengetahuan dan keterampilan dalam teknik dasar penelitian tindakan kelas pada pihak peneliti ( guru ). penelitian tindakan kelas yang lazimnya dilakukan oleh guru, pelatih pengelolah, pengawas, kepala sekolah, widyaiswara dan pihak-pihak lainnya yang selalu peduli akan ketimpangan atau kekurangan yang ada dalam situasi kerjanya dan berkehendak untuk memperbaikinya. Karena para praktisi ini biasanya berurusan dengan hal-hal yang praktis, mereka kurang dilengkapi dengan pengetahuan dan keterampilan tentang teknik dasar penelitian tindakan kelas. Hal ini diperparah oleh perasaan tentang kegiatan penelitian hanya layak dilakukan oleh masyarakat kampus yang bergelut dengan kegiatan ilmiah, sehingga para praktis (guru) pada umumnya kurang tertarik untuk melakukan penelitian.
2.    Berkenaan dengan waktu. Karena penelitian tindakan kelas memerlukan komitmen peneliti untuk terlibat dalam prosesnya, faktor waktu ini dapat menjadi kendala yang cukup besar.
F.   Rangkuman
Penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) adalah suatu bentuk self-inquiry kolektif yang dilakukan oleh para partisipan di dalam situasi social untuk meningkatkan rasionalitas dan keadilan dari praktik social atau pendidikan yang mereka lakukan, serta mempertinggi pemahaman mereka terhadap praktik dan situasi di mana praktik  itu dilaksanakan. Selain itu, penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) adalah partisipatori, demokratis yang berkenaan dengan pengembangan pengetahuan praktis untuk mencapai tujuan mulia manusia, berlandaskan pandangan dunia partisipatori yang muncul pada momentum histori sekarang ini. Berdasarkan definisi penelitian tindakan kelas dapat disimpulkan bahwa hakikat penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) adalah bentuk penelitian tindakan yang diterapkan dalam aktivitas pembelajaran di kelas dengan upaya perbaikan pelaksanaan praktek pendidikan oleh sekelompok guru dengan melakukan tindakan-tindakan dalam pembelajaran.
Tujuan penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) untuk memecahakan permasalahan nyata yang terjadi di dalam kelas yang dialami  langsung dalam interaksi antara guru dengan siswa yang sedang belajar, meningkatkan profesionalisme guru, dan menumbuhkan budaya akademik di kalangan para guru, meningkatkan mutu isi, masukan, proses, dan hasil pendidikan dan pembelajaran di sekolah, membantu guru dan tenaga kependidikan lainnya dalam mengatasi masalah pembelajaran dan pendidikan di dalam dan luar kelas, meningkatkan sikap profesional pendidik dan tenaga kependidikan, dan menumbuh-kembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah sehingga tercipta sikap proaktif di dalam melakukan perbaikan mutu pendidikan
Manfaat yang diperoleh dari penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research)  adalah menghasilkan laporan-laporan penelitian tindakan kelas yang dapat dijadikan bahan panduan bagi para pendidik (guru) untuk meningkatkan kulitas pembelajaran, menumbuhkan kebiasaan, budaya, dan atau tradisi meneliti dan menulis artikel ilmiah di kalangan pendidik, mewujudkan kerja sama, kaloborasi, dan atau sinergi antar pendidik dalam satu sekolah atau beberapa sekolah untuk bersama-sama memecahkan masalah dalam pembelajaran dan meningkatkan mutu pembelajaran, meningkatkan kemampuan pendidik dalam upaya menjabarkan kurikulum atau program pembelajaran sesuai dengan tuntutan dan konteks lokal, sekolah, dan kelas, memupuk dan meningkatkan keterlibatan, kegairahan, ketertarikan, kenyamanan, dan kesenangan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas, guru semakin diberdayakan (empowered) untuk mengambil berbagai prakarsa profesional secara mandiri, dan guru tidak lagi puas dengan rutinitas monoton (complacent), melainkan terpacu untuk selalu berbuat lebih baik dari sekarang yang telah diraihnya sehingga terbuka peluang untuk peningkatan kinerja secara berkesinambingan (continue).
Objek yang menjadi fokus penelitian tindakan kelas adalah siswa, guru, peralatan, hasil pembelajaran, lingkungan dan pengelolaan. Prinsip-prinsip penelitian tindakan kelas adalah tugas guru yang utama adalah menyelenggarakan pembelajaran yang baik dan berkualitas, meneliti, Kegiatan meneliti yang merupakan bagian integral dari pembelajaran, masalah yang ditangani adalah masalah-masalah pembelajaran yang riil dan merisaukan tanggung jawab profesional dan komitmen terhadap pemerolehan mutu pembelajaran, Konsistensi sikap dan kepedulian dalam memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran sangat diperlukan, cakupan permasalahan penelitian tindakan tidak seharusnya dibatasi pada masalah pembelajaran di ruang kelas
 Kelebihan penelitian tindakan kelas adalah menimbulkan rasa memiliki, mendorong kreativitas dan pemikiran kritis dalam hal ini guru yang sekaligus sebagai peneliti, kemungkinan untuk berubah meningkat dan penelitian tindakan kelas meningkatkan kesepakatan dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi. Kelemahan dari penelitian tindakan kelas adalah kurangnya pengetahuan dan keterampilan dan berkenaan dengan waktu.
  
G. Tugas Diskusi
Apa makna kelas dalam penelitian tindakan kelas ?
Jawaban
Makna kelas dalam penelitian tindakan kelas adalah sekelompok peserta didik yang sedang belajar. Peserta didik tidak hanya terbatas didalamsebuah ruangan tertutup saja, tetapidapat juga ketika anak sedang melakukan karyawisata di objek wisata, di laboratorium, atau tempat lain, ketika peserta didik sedang mengerkan tugas yang diberikan oleh guru.


  
BAB III
PENUTUP
A.  Kesimpulan
Penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) adalah suatu bentuk self-inquiry kolektif yang dilakukan oleh para partisipan di dalam situasi social untuk meningkatkan rasionalitas dan keadilan dari praktik social atau pendidikan yang mereka lakukan, serta mempertinggi pemahaman mereka terhadap praktik dan situasi di mana praktik  itu dilaksanakan. Selain itu, penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) adalah partisipatori, demokratis yang berkenaan dengan pengembangan pengetahuan praktis untuk mencapai tujuan mulia manusia, berlandaskan pandangan dunia partisipatori yang muncul pada momentum histori sekarang ini.
Tujuan penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) untuk memecahakan permasalahan nyata yang terjadi di dalam kelas yang dialami  langsung dalam interaksi antara guru dengan siswa yang sedang belajar, meningkatkan profesionalisme guru, dan menumbuhkan budaya akademik di kalangan para guru, meningkatkan mutu isi, masukan, proses, dan hasil pendidikan dan pembelajaran di sekolah, membantu guru dan tenaga kependidikan lainnya dalam mengatasi masalah pembelajaran dan pendidikan di dalam dan luar kelas, meningkatkan sikap profesional pendidik dan tenaga kependidikan, dan menumbuh-kembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah sehingga tercipta sikap proaktif di dalam melakukan perbaikan mutu pendidikan
Manfaat yang diperoleh dari penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research)  adalah menghasilkan laporan-laporan penelitian tindakan kelas yang dapat dijadikan bahan panduan bagi para pendidik (guru) untuk meningkatkan kulitas pembelajaran, menumbuhkan kebiasaan, budaya, dan atau tradisi meneliti dan menulis artikel ilmiah di kalangan pendidik, mewujudkan kerja sama, kaloborasi, dan atau sinergi antar pendidik dalam satu sekolah atau beberapa sekolah untuk bersama-sama memecahkan masalah dalam pembelajaran dan meningkatkan mutu pembelajaran, meningkatkan kemampuan pendidik dalam upaya menjabarkan kurikulum atau program pembelajaran sesuai dengan tuntutan dan konteks lokal, sekolah, dan kelas, memupuk dan meningkatkan keterlibatan, kegairahan, ketertarikan, kenyamanan, dan kesenangan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas.
Objek yang menjadi fokus penelitian tindakan kelas adalah siswa, guru, peralatan, hasil pembelajaran, lingkungan dan pengelolaan. Prinsip-prinsip penelitian tindakan kelas adalah tugas guru yang utama adalah menyelenggarakan pembelajaran yang baik dan berkualitas, meneliti, Kegiatan meneliti yang merupakan bagian integral dari pembelajaran, masalah yang ditangani adalah masalah-masalah pembelajaran yang riil dan merisaukan tanggung jawab profesional dan komitmen terhadap pemerolehan mutu pembelajaran, Konsistensi sikap dan kepedulian dalam memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran sangat diperlukan, cakupan permasalahan penelitian tindakan tidak seharusnya dibatasi pada masalah pembelajaran di ruang kelas
 Kelebihan penelitian tindakan kelas adalah menimbulkan rasa memiliki, mendorong kreativitas dan pemikiran kritis dalam hal ini guru yang sekaligus sebagai peneliti, kemungkinan untuk berubah meningkat dan penelitian tindakan kelas meningkatkan kesepakatan dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi. Kelemahan dari penelitian tindakan kelas adalah kurangnya pengetahuan dan keterampilan dan berkenaan dengan waktu.

B.  Saran
Dengan memahami dan mengetahui penelitian tindakan kelas secara lebih mendalam dapat membantu guru dalam memperbaiki mutu pendidikan dan mempermudah menyelesaikan masalah yang dihadapi peserta didik.




DAFTAR PUSTAKA
Adelia. 2014. Contoh Penelitian Tindakan Kelas Sekolah Dasar dan Cara Membuat Penelitian Tindakan Kelas Sekolah Dasar. Tersedia pada            http:// adelia.blogspot.com/2014/13/contoh-penelitian-tindakan-kelas-dan-cara-membuat-penelitian-tindakan-kelas-sekolah-dasar.html. Diakses pada tanggal 29 September 2014.

Arikunto, Suharsimi dan Suhardjono. 2007. Penelitian Tindakan kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Baskoro. 2008. Konsep Penelitian Tindakan Kelas. Tersedia pada                   http://baskoro.blogspot.com/2008/12/konsep-penelitian-tindakan-kelas.html. Diakses pada tanggal 29 September 2014.

Kunandar. 2011. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Rajawali Pers.

Ratih. 2012. Konsep Dasar Penelitian Tindakan Kelas. Tersedia pada             http://atih.blogspot.com/2012/14/konsep-dasar-penelitian-tindakan-kelas. Diakses pada tanggal 29 September 2014.

Wiriaatmadja, Rochiati. 2005. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Comments system

Disqus Shortname