MAKALAH
MUSNAD
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas
Mata kuliah TAHSINUL LUGHAH
Mata kuliah TAHSINUL LUGHAH
Dosen
Pengampu : Talqis
Nurdianto. Lc., M.A
Disusun oleh :
Nuriana Irfan 20140820013
Adi Indra
Nugraha 20140820015
Mishbahul
Muammar 20140820030
PENDIDIKAN
BAHASA ARAB
FAKULTAS
PENDIDIKAN BAHASA
UNIVERSITAS
MEHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya hingga sampai saat ini kita masih diberi kesempatan
untuk merasakan nikmat yang Allah berikan kepada kita semua, dan tidak lupa
pula sholawat serta salam marilah kita panjatkan kepada Nabi kita Muhammad SAW,
yang telah membawa umatnya dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang
benderang seperti saat ini.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah tahsinul
lughah yang telah memberi kesempatan kepada kami untuk menyusun sebuah karya
berupa makalah, berkat motivasi dari dosen dan kawan-kawan semua, sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Musnad”. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan bisa memberi perubahan kepada diri kita ke arah
yang lebih baik.
Yogyakarta, 13 April
2016
Daftar Isi :
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagaimana didefinisikan oleh para ulama balâghah ilmu ma’ani
bertujuan untuk membantu seseorang agar dapat berbicara sesuai dengan muqtadha
al-hâl. maka harus mengetahui bentuk-bentuk kalimat dalam bahasa arab,Susunan balaghoh dalam ilmu ma’ani telah ditetapkan dalam dua komponen,
yaitu musnad dan musnad ilaih.
Untuk mengetahui hal-hal yang berkenaan dengan
Musnad perlulah kiranya mengkaji lebih dalam lagi yang berkaitan dengan dzikr, hadzf dan
taqdim. Dalam makalah ini kami akan mencoba melakukan pengkajian seputar hal
tersebut.
B. Rumusan Masalah
a)
Apakah
pengertian dari musnad dalam ilmu balaghah dan ilmu nahwu?
b)
Bagaimana
penyebutan, pelepasan musnad dan rahasia balaghahnya?
c)
Mengapa
musnad didahulukan dan apakah rahasia balaghahnya?
C. Tujuan
a)
Memahami
pengertian dari musnad dalam ilmu balaghah dan ilmu nahwu
b)
Mengetahui
penyebutan, pelepasan musnad dan rahasia balaghahnya
c)
Mengetahui
sebab didahulukan serta mengetahui rahasia balaghahnya
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Susunan balaghoh dalam ilmu ma’ani telah ditetapkan dalam dua komponen,
yaitu musnad dan musnad ilaih, keduanya biasanya mencakup Jumlah
Fi’liyah (musnad dan musnad ilaih) atau Jumlah Ismiyah (musnad
ilaih dan musnad)[1].
Jumlah Fi’liyah terdiri dari Fi’il dan Fa’il, Jumlah Ismiyah terdiri
dari Mubtada’ dan Khabar. Mubtada’ dalam ilmu balaghoh disebut musnad ilaih dan
khabarnya disebut musnad, adapun fi’il dalam ilmu balaghoh disebut musnad dan
fa’il disebut musnad ilaih.
Musnad dan musnad ilaih dalam bahasa indonesia disebut subjek dan predikat.
Secara leksikal musnad adalah sifat, fi’il atau sesuatu yang bersandar
kepada musnad ilaih.
1. Khabar mubtada
الجامعة مشهورة
2. Fi’il-tam
أرسل اللهه بالهدى رسول
3. Isim Fi’il
حى على الصلاة
4. Khabar “كان” dan akhwat-nya
كان الله غفورارحيما
5. Khabar “إن” dan akhwat-nya
إن اطالب الالمجتهدلناجح
6. Maf’ul kedua dari “ظن” dan akhwat-nya
طنت عائشةأخاهامريضا
7. Maf’ul ketiga dari “رأى” dan akhwat-nya
رأى الأستاذالطلاب مجتهدين دراستهم
B. Musnad dalam ilmu nahwu
Dalam ilmu nahwu
posisi musnad bervariasi tergantung jumah dan posisinya dalam kalimat, dalam
jumlah fi’liyah musnad menjadi fi’il nya dan musnad ilaih menjadi
fail nya, akantetapi dalam jumlah ismiyah musnad menjadi khobar nya dan musnad
ilaih menjadi mubtad’ nya.
C. Penyebutan musnad dan rahasia balaghahnya
Al-Dzikr secara leksikal
bermakna menyebut. Sedangkan dalam terminologi ilmu balaghah Al-Dzikr adalah
menyebut musnad. Al-Dzikr merupakan kebalikan dari al-Hadzfu.
Dalam praktek berbahasa
Al-Dzikr mempunyai beberapa tujuan / faidah, yaitu:
1.
Untuk memamerkan ketidak arifan pendengar.
Contoh :
قَالُوا أَأَنْتَ فَعَلْتَ هَٰذَا بِآلِهَتِنَا يَا إِبْرَاهِيمُ
قَالَ بَلْ فَعَلَهُ كَبِيرُهُمْ هَٰذَا فَاسْأَلُوهُمْ إِنْ
كَانُوا يَنْطِقُونَ[2]
Musnadnya فَعَلَهُ
2.
Bertujuan untuk menjelaskan lemahnya sambungan
Contoh :
من أشجع العرب و أوجدهم فى الجاهلية ؟
عنترةوحاتم
Jika (أشجع)
dan(أوجدهم)
tidak disebutkan maka akan menjadi tidak
nyambung, akantetapi jika disebutkan akan jelas dan nyambung,
عنترة أشجع الجاهلية وحاتم أوجدهم
أشجع dan أوجدهمdisini adalah musnadnya.
3.
Untuk mengklarifikasi isim dan fi’il
Contoh :
زيد منطلق وعمر ينطلق
Musnadnya adalahمنطلق dan ينطلق
Jika musnad yang kedua (ينطلق)
tidak disebutkan, maka akan tetap faham bahwasanya zaid dan umar pergi tetapi
tidak jelas bagaimana perginya. Untuk itu musnad harus disebutkan.
4. Untuk menunjukan kekaguman
Contoh :
من يصارح الأسود
؟
زيد يصارح الأسود
Musnadnya adalah يصارح
5. Untuk memperjelas dan menguatkan
Contoh :
وَلَئِنْ سَأَلْتَهُمْ مَنْ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ
لَيَقُولُنَّ خَلَقَهُنَّ الْعَزِيزُ الْعَلِيمُ[3]
Jika tidak disebutkan makan sudah jelas, tetap disini disebutkan untuk
memperjelas dan menguatkan,
Musnadnya خَلَقَهُنَّ
D. Hadzl musnad dan rahsia balaghahnya
Al-Hadzfu secara leksikal bermakna membuang. Sedangkan maksudnya dalam terminologi
ilmu balaghah adalah membuang musnad. Al-Hadzfu merupakan
kebalikan dari al-Dzikru. Dalam praktek berbahasa al-Hadzfu mempunyai
beberapa tujuan, yaitu:
1.
Untuk menunjukan kondisi yang tidak memungkinkan
Contoh :
كيف أنت ؟
مريض
Musnadnya adalah kalimat atau kata setelah مريض
2.
Untuk memuliakan musnad ilaih.
Contoh :
وَمَا نَقَمُوا إِلَّا أَنْ أَغْنَاهُمُ اللَّهُ وَرَسُولُهُ مِنْ
فَضْلِهِ[4]
فالأصل : إِلَّا أَنْ أَغْنَاهُمُ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ و أَغْنَاهُمُ
رَسُولُهُ
Musnadnya dihilagkan untuk memuliakan Rasulullah SAW
3.
Mengikuti orang arab dalam penyebutan/ pemakaian
bahasanya
Contoh :
خرجت فإذا زيد .....
Dalam kalimat ini bagi orang arab sudah jelas, karena orang arab tidak
menyebutkan musnadnya,
Musnadnya adalah حاضر
Jadi kalimat lengkapnya adalahحاضر خرجت فإذا زيد
4.
Untuk penguatan dan pengkhususan
Contoh :
قُلْ لَوْ أَنْتُمْ تَمْلِكُونَ خَزَائِنَ رَحْمَةِ رَبِّي إِذًا
لَأَمْسَكْتُمْ خَشْيَةَ الْإِنْفَاقِ [5]
Aslinya
لَوْ تَمْلِكُونَ تَمْلِكُونَ
5.
Supaya kalimat yang panjang hanya diwakili
dengan satu kata.
Contoh :
لَأُقَطِّعَنَّ أَيْدِيَكُمْ وَأَرْجُلَكُمْ مِنْ خِلَافٍ
وَلَأُصَلِّبَنَّكُمْ أَجْمَعِين
قَالُوا لَا ضَيْرَ ۖ إِنَّا إِلَىٰ رَبِّنَا مُنْقَلِبُونَ[6]
فالأصل : قَالُوا لَا ضَيْرَ علينا فيما تصنعه بنا ۖ إِنَّا إِلَىٰ رَبِّنَا مُنْقَلِبُونَ
Musnadnya adalah علينا فيما تصنعه بنا
6.
Memiliki dua kemungkinan bisa jadi musnad atau
musnad ilaihi yang dibuang.
Contoh :
قَالَ بَلْ سَوَّلَتْ لَكُمْ أَنْفُسُكُمْ أَمْرًا ۖ فَصَبْرٌ
جَمِيلٌ ۖ وَاللَّهُ الْمُسْتَعَانُ
مسند : فَصَبْرٌ جَمِيلٌ أجمل
مسند إليه : فصبرى صبرا جميل
7.
Dibuang musnad dan musnad ilaihnya
Contoh :
الحق أهلك وبادرالليل
Dibuang karena dalam keadaan terburu-buru atau dalam waktu yang cepat maka
dibuanglah musnad dan musnad ilaihnya,
Maka menjadi أهلك والليل
Musnadnya adalah بادر
E. Mendahulukan musnad
faktor-faktor yang menyebabkan musnad ilaih itu didahulukan
diantaranya :
1. (
إظهارالفرح والسرور)
Untuk menunjukan optimisme ,kesenangan atau kegembiraan
Contoh :
سعدت بعزة وجهك الأيام
Musadnya adalah سعدت
2. (
تشويق إلى ذكرالمسند) Untuk mengindikasi keindahan dalam kalimat
yang menimbulkan rasa ingin tau
Contoh :
ثلاثة تشرق الدنيا ببهجبتها
شمس الضحاق والقمر
Musnadnya adalah ثلاثة
3. (قصرالمسند إليه علي المسند)penyempitan atau mengindifikasikan
Contoh :
لَكُمْ
دِينُكُمْ
وَلِيَ دِينِ [7]
Musnadnya adalah لَكُمْ
4. (ليهإ المسند عن خبرا المسند أن التنبيه) untuk peringatan atau
pemberitahuan pertama kali \ memberitahukan kepada pembaca bahwa musnad itu
khobar bukan sifat.
Contoh :
وَلَكُمْ فِي
الْأَرْضِ مُسْتَقَرٌّ وَمَتَاعٌ إِلَىٰ حِينٍ [8]
Musnadnya وَلَكُمْ
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Musnad dan musnad ilaih
dalam bahasa indonesia disebut subjek dan predikat, Secara leksikal, musnad
ilaih bermakna yang disandarkan kepadanya. Sedangkan secara terminologis musnad
ilaih adalah mubtada yang mempunyai khobar, fa'il, naibul fa'il, dan beberapa
isim dari amil nawasikh.
Al-Dzikr secara leksikal
bermakna menyebut. Sedangkan dalam terminologi ilmu balaghah Al-Dzikr adalah
menyebut musnad. Al-Dzikr merupakan kebalikan dari al-Hadzfu.
Dalam praktek berbahasa Al-Dzikr mempunyai beberapa tujuan / faidah, yaitu: 1. Untuk memamerkan ketidak arifan pendengar.
2. Bertujuan untuk menjelaskan
lemahnya sambungan
3. Untuk mengklarifikasi isim
dan fi’il
4. Untuk menunjukan
kekaguman
5. Untuk memperjelas dan
menguatkan
Al-Hadzfu secara leksikal bermakna membuang. Sedangkan maksudnyadalam terminologi
ilmu balaghah adalah membuang musnad. Al-Hadzfumerupakan
kebalikan dari al-Dzikru.
Dalam praktek berbahasa
al-Hadzfu mempunyai beberapa tujuan, yaitu: Untuk menunjukan kondisi
yang tidak memungkinkan, Untuk memuliakan musnad ilaihi, Mengikuti orang arab
dalam penyebutan/ pemakaian bahasanya, Untuk penguatan dan pengkhususan, Supaya
kalimat yang panjang hanya diwakili dengan satu kata, Memiliki 2 kemungkinan
bisa jadi musnad atau musnad ilaihi yang dibuang, Dibuang musnad dan musnad
ilaihinya
DAFTAR PUSTAKA
-
Zaenuddin, Mamat dan
Nurbayan, Yayan. 2007. Pengantar Ilmu Balaghah. Bandung: PT Refika
Aditama
-
Al-Balaghah Fi Ilmi
Al-Ma’ani,Gontor: Tri Murti, 1971
-
عبد الفتاح فيود 1998 علم المعانى دراسة بلاغية و نقدية لمسائل المعانى .
للنشر و التوزيع – القاهرة
-
كتاب البلاغة والـنقد سلسلة تعليم اللغة العربية المستوى الرابع.
[1]Qodri Mayu, al-Muayyin
fil Balaghoh: al-Bayan, al-Badi’, al-Ma’ani, (Beirut: Alamul Kutub, 2000),
hlm. 187.
Pak Eko di Majalengka, mau uang nda usah pesugihan, kerja paling utama
BalasHapus